Minggu, 29 November 2015

RESISTOR

Resistor atau tahanan merupakan bahan penghambat arus listrik, dapat dibuat dari bahan padat, cair, maupun gas. Secara garis besar resistor berfungsi untuk mengendalikan arus listrik yang lewat dalam rangkaian elektronika dan mengendalikan nilai tegangan listrik. 

Resistor dari bahan padat secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Resistor tetap adalah resistor yang tidak dapat diubah-ubah. Resistor variabel memiliki nilai tahanan yang dapat berubah jika variabel nya dirubah. Contoh dari resistor variabel adalah potensiometer, trimpot, ntc, ptc dan ldr.

Gambar jenis resistor

Jenis-Jenis Resistor

Resistor dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis menurut perubahan nilai resistor, yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Yang tentunya dapat dikelompokkan lagi dari jenis resistor tersebut. Penjelasan nya dapat kita baca pada keterangan dibawah ini:

A. Resistor Tetap
Nilai resistor tetap dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Biasanya  resistor dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daya besar

1. Resistor dengan kode cincin adalah resistor yang menggunakan cincin sebagai kode nilai     resistannya. Cincin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari beberapa cincin (ring) yaitu: 4 ring, 5 ring dan 6 ring warna. Kita dapat membaca nilai resistansi dari resistor cincin ini dengan menggunakan multimeter atau dengan kita menghapal kode warna yang ada dalam tabel ini:



Warna Cincin
Cincin ke-1
Cincin ke-2
Cincin ke-3
Cincin ke-4
Cincin ke-5
Cincin ke-6
Hitam
0
0
0
x 100
Coklat
1
1
1
x 101
±1%
100 ppm
Merah
2
2
2
x 102
±2%
50 ppm
Jingga
3
3
3
x 103
15 ppm
Kuning
4
4
4
x 104
25 ppm
Hijau
5
5
5
x 105
Biru
6
6
6
x 106
Ungu
7
7
7
x 107
Abu-abu
8
8
8
x 108
Putih
9
9
9
x 109
Emas
x 10 -1
±5%
Perak
x 10 -2
±10%
Tanpa warna
±20%

              Note:   - Ppm ialah koefisien suhu
                                   - Untuk resistor dengan 4 cincin, cincin ke-3 ialah nilai untuk pangkat 10 nya                                                                                (pake kode cincin ke-4 untuk resistor dengan  cincin 5 dan 6)
  
Untuk lebih jelas, mari kita lihat gambar di bawah ini:
Gambar cara pembacaan resistor cincin



2. Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karena nilai resistansi dituliskan secara langsung. Pada umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor      
       
Gambar resistor dengan huruf

Berikut adalah cara membaca kode dari resistor dengan kode huruf. Cara pembacaan di mulai dari nilai resistansi ditengah. Dan berikut adalah beberapa kode huruf untuk nilai resistansi :
R, berarti x1 (Ohm)
K, berarti x1000 (KOhm)
M, berarti x 1000000 (MOhm) 

Berikut adalah beberapa kode huruf untuk nilai toleransi :
F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
K, untuk toleransi 10%
M, untuk toleransi 20%

Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukan kapasitas daya dan toleransinya. 


B. Resistor Variabel
Resistor variabel ialah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila varibel resistor berubah. Dibawah ini adalah jenis-jenis dari resistor variabel:

1. Potensiometer adalah resistor yang memiliki tiga terminal. Nilai resistansi potensiometer akan berubah jika kita memutar tuas putaran ke kiri atau ke kanan. Jika kita menggunakan ke tiga kaki potensiometer  maka kita menggunakan potensiometer sebagai pembagi tegangan. Jika kita menggunakan dua kaki saja maka, kita menggunakan potensiometer sebagai rheostat (penurun arus).



Hasil gambar untuk potensiometer
Gambar potensiometer


2. Trimpot (Trimmer potensiometer) adalah salah resistor yang memiliki 3 terminal seperti potensiometer biasa. Namun disini cara merubah nilai resistanya diubah dengan memutar bagain minus (tengah) dengan menggunakan obeng. Cara penggunaan nya sama seperti potensiometer biasa.

Hasil gambar untuk trimpot
Gambar trimpot


3. Negative Temperature Coeficient (NTC) adalah resistor yang nilainya berubah jika suhu berubah. Jika suhu dingin maka nilai NTC akan berubah menjadi besar. Sebaliknya nilainya akan berubah menjadi rendah jika suhu menjadi panas. Salah satu penggunaan nya ialah pada AC.



Hasil gambar untuk NTC
Gambar NTC



4. Positive Temperature Coefisient (PTC) adalah resistor yang nilainya berubah jika suhu berubah. Jika suhu panas maka nilai PTC akan berubah menjadi besar. Sebaliknya nilainya akan berubah menjadi rendah jika suhu menjadi dingin.



Hasil gambar untuk ptc
Gambar PTC


5. Light Devendent Resistor (LDR) adalah resistor yang nilainya akan berubah dengan berubah intensitas cahaya yang mengenainya. Jika intensitas cahaya yang mengenai LDR tinggi maka nilai resistansi (hambatan) akan menjadi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Nilai resistansi akan menjadi rendah jika tidak ada cahaya yang mengenainya. Contoh penggunaanya ialah pada kontrol lampu otomatis di jalan raya
Hasil gambar untuk LDR Resistor
Gambar LDR





Tidak ada komentar:

Posting Komentar